Flame Detector
Masalah yang umumnya
sering ditemukan pada flame detector adalah sebagai berikut:
1. Lensa Flame Detector yang kotor yang
disebabkan abu pembakaran batu bara. Hal ini mengakibatkan penunjukan indikator
menjadi tidak tepat (fault) bahkan
tidak ada penunjukan sama sekali.
2. Rusaknya card module flame detector yang juga
menyebabkan penunjukan indikator pada panel flame detector di control room
menjadi tidak tepat (fault).
3.
Pecahnya fiber optic dalam flame detector yang berperan sebagai media transmisi.
4.
Terbakarnya
lensa depan flame detector.
Flame Detector
Gambar 2.3 Flame
Detector
Flame detector adalah merupakan salah
satu alat instrument berupa sensor
yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dalam suatu proses
pembakaran, dalam hal ini pembakaran dalam boiler
pada pembangkit listrik tenaga uap. Flame
detector bisa mendeteksi kedua hal tersebut dikarenakan oleh
komponen-komponen pendukung dari flame
detector tersebut. Prinsip kerja flame detector
adalah dimulai dari bahwa api akan bisa dideteksi oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet,
dan dari situ semacam sensor dalam flame
detector akan bekerja untuk membedakan spectrum cahaya yang terdapat pada
api yang terdeteksi tersebut.
Gambar 2.4 Spektrum warna pada Flame Detector
Photo
diode merupakan komponen utama yang dapat menangkap intensitas dan
frekuensi api yang terdapat dalam cahaya api. Jenis photo diode yang digunakan adalah VTB5041 yang mana sensor ini
sangat peka pada cahaya berwarna biru (datasheet
terlampir).
(a) (b)
Gambar 2.5 Flame Detector Modul Card
(a) tampak depan (b) tampak belakang
Kemudian ada pula IC LM 258, IC
ini adalah sebuah IC dengan dual operasional
amplifier yang mempunyai keunikan pada output
yang dapat mengayun sampai ground, karena
sifatnya inilah sehinnga output dari
photo diode dapat dikonfersi kedalam bentuk sinyal-sinyal listrik, sehingga
dapat diketahui besarnya nilai intensitas dan frekuensi api yang diterima oleh photo diode tersebut.
Intensitas
api yang dimaksud adalah kuat suatu intensitas api dalam suatu proses
pembakaran. yang man a pada flame
detector, intensitas api ini akan dikonversi kedalam bentuk sinyal-sinyal listrik. Semakin kuat
intensitas api yang dideteksi flame
detector, maka semakin besar pula nilai sinyal-sinyal listrik yang
dihasilkan oleh flame detector
tersebut. Kemudian sinyal-sinyal listrik tersebut akan diinputkan ke
panel-panel instrument flame detector.
yang kemudian dirubah lagi ke dalam bentuk bit-bit digital, sehingga dapat
ditampilkan pada panel instrument
yang berupa tampilan angka-angka decimal,
sehingga dapat terbaca oleh operator kuat intensitas api suatu pembakaran pada boiler
PLTU.
Frekuensi api sendiri adalah
merupakan nilai frekuensi suatu nyala api pada proses pembakaran dalam boiler PLTU. Frekuensi api ini akan
melalui suatu proses penapis atau filter
frekuensi, yang bertujuan untuk memproleh nilai frekuensi yang betul-betul
akurat, sehinngga tidak terjadi error
dalam mengkonfersinya kedalam bentuk sinyal-sinyal listrik. Setelah dikonversi
kedalam bentuk sinyal-sinyal listrik, akan dikonversi lagi kebentuk bit-bit
digital yang kemudian akan ditampilkan pada panel instrument yang berupa tampilan angka-angka decimal, sehingga operator dapat mengetahui nilai frekuensi api
pada boiler.
Gambar
diatas adalah skema rangkaian module card
conversion of Flame Detector. Api mempunyai 2 hal yang ingin kita ukur, pertama adalah intensitasnya
dan yang kedua adalah frekuensinya (disturbancenya).
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sensor photodiode, dimana kedua hal tersebut dapat ditangkap oleh sensor photodiode. Prinsip kerja skema rangkaian di atas adalah
ketika photo diode mendeteksi
intensitas dan frekuensi api, output
photo diode tersebut akan masuk
ke IC LM258.
Untuk
intensitas api, output dari IC LM258
masih berupa gelombang tegangan AC, sehingga perlu dikonversi ke dalam bentuk
gelombang tegangan DC. Untuk merubahnya, output
tersebut akan di inputkan lagi ke IC LM231. Yang mana IC LM231 ini mempunyai
fungsi sebagai converter dari
frekuensi ke tegangan. Sedangkan untuk frekuensi api, output dari IC LM258 yang masih berupa sinyal yang belum
difilterisasi, perlu difilterisasi dengan menginputkan kembali sinyal output tersebut ke IC LM258 dan
kapasitor, sehingga frekuensi outputnya
benar-benar akurat.
Dan berikut adalah
data tambahan yang mungkin berguna untuk anda, sebagai referensi tambahan:
Data sheet VTB5041
Data datasheet yang saya download dari Mbah google jadi
komponen ini adalah sebuah photo dioda. Dimana cahaya api akan ditangkap oleh
sensor ini, data selengkapnya dapat di lihat pada bagian datasheet. Dikatakan
dalam datasheet sensor ini sangat peka dengan cahaya yang berwarna biru.
Datasheet LM 258
Lm258 adalah sebuah dual operasional amplifier yang
mempunyai keunikan pada output yang dapat mengayun sampai ground meskipun
diberi single supply. Karena low power maka dapat bekerja dengan tegangan 5
volt tampa
menggunakan tegangan input ± 15 volt
Datasheet lengkap dapat dilihat pada bagian
datasheet,Berikut adalah gambarnya :
Datasheet LM231
Pada Gambar dibawah kita dapat melihat konfigurasi dasar
dari konversi tegangan menjadi frekuensi dengan rumus Fout yang tertera pada
datasheet ini.
Pertama api mempunyai 2 hal yang ingin kita ukur, pertama
adalah intensitasnya dan yang kedua adalah frekkuensinya (disturbancenya). Hal
ini dapat dilakukan dengan menggunakan sensor photodiode, dimana kedua hal
tersebut dapat ditangkap oleh sensor photodiode.
Sebelum melanjutkan penjelasan lebih detail perlu
memperhatikan detail komponen yang dipakai, maka ada baiknya luangkan waktu
membaca lembaran BOM (Bill of Material) dan baca bagian datasheetnya.
Berikut adalah gambar Circuitnya.
No comments:
Post a Comment