Thursday, April 4, 2019

SOP Kalibrasi Control Valve


INSTRUKSI KERJA
Perbaikkan dan Kalibrasi Control Valve
1.      Tujuan
Procedure ini menjelaskan tata aturan dalam Perbaikkan Control Valve secara sistematis yang mencangkup troubleshooting umum, agar bisa menetukan apakah Control Valve ini masih bisa dipakai dan akurat.

2.      Prasarat dan Kondisi awal
2.1        Pastikan bahwa Control valve  ini tidak sedang terinterlock dengan sistem lainnya dan jika iya catat dalam form permit  agar supervisor operasional mengerti kondisinya dan bisa mengambil langkah untuk mematikan interlock atau hal lainnya sesuai dengan SOP.
2.2        Pastikan control valve ini bisa di operasikan full open dan full close jika tidak ini akan membatasi
Ruang lingkup troubleshooting nantinya.
2.3     pastikan dalam bekerja menggunakan sarung tangan panas jika sensor pada tempat yang panas dan plant sedang running.
2.4     Pastikan alat yang di bawa sudah lengkap menghindari loss time untuk ambil tool
2.5     pastikan jenis Control valve  yang akan di cek agar analisanya troubleshootingnya bisa tepat

3.      Referensi
4.1.     Manual book KOSO-AR

4.      Tanggung Jawab
4.1
Supervisior
:

4.2
Karu instrument
:

4.3
Teknisi instrument
:


5.      Alat Pendukung
5.1        Alat Pelindung Diri
·  Helm
·  Sepatu Safety
·  Earplug
·  Kaca mata safety
5.2        Alat Pendukung Lainnya
·  Radio Komunikasi
·  MultiTester
· Current injector
· Obeng + amplas halus
· Contact cleaner (no residu)

6.      Test Item
6.1        Test mekanis
6.2        Test Visual
6.3        Test Motor Listrik
6.4        Test Modul Kontrol
6.5        Kalibrasi control valve



7.      Procedure test dan penjelasannya
     
7.1        Test mekanis

Test mekanis ini dilakukan dengan cara
·         Di putar manual (di lakukan dengan power motor di matikan)
·         Di putar dengan motor
                Asal energy gerak sebuah control Valve dari manual oleh operator dan listrik dari gerakkan
                motor Listrik, maksudnya adalah dari kedua sumber ini apakah salah satunya bisa atau  
                 keduanya tidak bisa menggerakkan control valve. Adapun jika salah satunya berat maka  
                kita sudah bisa melakukan troubleshooting lanjutan berdasarkan kondisi ini. Jika di putar 
                motor tidak mau atau berat dan di putar manual ringan bisa jadi bearing motor sudah rusak 
                menyebabkan motor berat dan biasanya trip.
Dengan memutar manual kita di harap bisa test untuk posisi full closed dan full open atau posisi di antaranya apakah sudah maksimum baik untuk full close dan full open. Dan untuk posisi di antaranya apakah ada yang berat atau stag. Hal ini akan membatu untuk menganalisa keadaan mekanisnya. Agar jika semua amam bisa fokus ke hal lainnya.

2.1        Test Visual
Pada langkah ini kita akan melakukan inspeksi visual melihat indikasi kerusakan baik terbakar, cacat, putus kabel dan sebagainya

2.2        Test Motor Listrik


Motor Listrik yang di pakai pada control valve biasanya adalah motor 1 phasa yang bisa di rubah arah putarannya dan bisa di lihat pada diagram di atas, untuk merubah putaran terletak pada fungsi switch LS1 dan LS2.
Dengan mengetahui diagram motor maka kita bisa test motor apakah masih bagus atau sudah rusak tapi harus lepas capasitor dulu karena menggangu pengukuran. Bisa juga di lakukan pengetesan meger (insulationn test) jika sudah rendah nilainya maka bisa di bilang motor tersebut rusak.
Atau jika mau lebih yakin di test tersendiri untuk forward dan reverse nya dengan membuat rangkaian luar. Dengan cara ini kita bisa lebih yakin akan torsinya



2.1        Test Modul Kontrol




Precondition,
Control Valve pasti mempunyai deteksi posisi biasanya sebuah resistor potensio meter, type potensionya ada yang derajat kebebasannya 2700 dan ada yang 3600 tergantung dengan sistem mekanisnya, dan sebagai tambahan pengaman biasanya motornya di beri limit switch agar tidak bergerak dari batas maksimum menghindari kerusakan mekanis dan semua ini perlu di indentifikasi komponennya karena tiap type atau mode atau merk akan menentukan letak dan jenis alat yang di gunakan untuk fungsi ini.


Di harapkan pada test mekanis kita sudah yakin kalau mekanis tidak ada masalah dan dengan asummsi itu troubleshooting ini tidak membahas mekanis.
·         Power motor di matikan sehingga pergerakan control valve hanya bergantung pada manual operasi.
·         Memasang current injector di sisi SP dan Multitester pada sisi OP
·         Men-set SP pada titik 0% atau 4mA
·         Memutar control valve pada posisi full close
                
                 Testing
7.4.1        Merubah nilai SP menjadi 0% dan memutar control valve pada posisi full close.
7.4.2        Dengan kondisi 7.4.1 seharusnya kita mendapat nilai feedback (OP) sama dengan nilai SP yaitu di 4mA, tetapi jika tidak maka harus adjust Zero pada modul kontrollernya sehingga kita menadapatkan nilai yang sama atau jika tidak bisa mendekati nilai SP-nya.
7.4.3        Merubah nilai SP menjadi 100% dan memutar control valve pada posisi full open.
7.4.4        Dengan kondisi 7.4.3 seharusnya kita mendapat nilai feedback   (OP) sama dengan nilai SP yaitu 20mA, tetapi jika tidak maka harus adjust span pada modul controllernya sehingga kita mendapat nilai yang sama atau jika tidak mendekati nilai SP-nya.
7.4.5        Jika setelah proses 7.4.4 masih belum bisa tepat (masih selisih jauh) pada posisi full open dan full closednya maka ulangi proses 7.4.1 sampai 7.4.4 sampai maksimal 3 kali jika di rasa perlu dan mengalami perbaikkan.
7.4.6        Jika pada proses 7.4.5 tidak mengalami perbaikan maka bisa di pastikan modul atau encoder mengalami kerusakan dan perlu di servis atau di ganti
7.5  Kalibrasi control valve
Dengan melakukan langkah 7.4 jika berhasil maka sebenarnya pada point 7.4.1 sampai 7.4.4 adalah proses kalibrasi control valve hanya saja power motor harus sudah terpasang sehingga pengaturan full open dan close nya dari putaan motor.


8                    Acuan Standar

8.4  Pada Test Mekanis seharusnya yang kita dapat adalah jika di putar manual ringan dan jika di putar lewat motor pun tetap ringan tidak menyebabkan arus motor  yang tinggi, panas, suara kasar dan tidak bergetar.
8.5  Pada langkah ini kita memastikan semuanya dalam keadaan normal artinya seperti biasanya, hal kita perlu cermati jika ada bau terbakar, kapasitor yang kembung, kabel terbakar, bekas panas berlebih dll.
8.6  Pada langkah ini kita inginkan mengukur hambatan motor normal (biasanya kisaran 150 ohm tapi bisa bervariasi tergantung motornya) dan test meger untuk memastikan keadaan isolasi coilnya dan pengukuran siapa tahu ada short body dll.

8.7  Cleaning sangat di butuhkan seharusnya terminal bersih dari karat dan oksidasi, dan juga ujung dari transmitter itu harus bersih dan tidak ada cacat. jika tidak cacat maka cukup hanya dengan di beri contact cleaner.



No comments:

Post a Comment